TEMPO.CO, Jakarta - Asian Para Games 2018 sudah berlangsung dari Sabtu, 6 Oktober 2018. Pembukaan dan hari pertama pesta olahraga Asian Para Games 2018, tidak seramai saat Asian Games 2018, yang berlangsung Agustus kemarin. Penjualan tiket untuk pesta pembukaan maupun festival di hari pertama tidak seramai perhelatan Asian Games 2018.
Baca:
Asian Para Games, Kisah Fredy Setiawan yang Tak Suka Badminton
Baca Juga:
Salah satu alasan yang membuat masyarakat memilih tidak menyaksikan pertandingan Asian Para Games 2018 adalah karena 'tidak tega' melihat atlet disabilitas. Psikolog Q Consulting, Rena Masri menjelaskan masih ada orang yang kasihan ketika melihat difabel.
"Namun tetap harus berempati dan menunjukkan dukungan terhadap mereka. Salah satunya dengan menyaksikan pertandingan," kata Rena Masri kepada Tempo, Senin 8 Oktober 2018.
Pesta kembang api memeriahkan Upacara Pembukaan Asian Para Games 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu, 6 Oktober 2018. ANTARA
Semakin banyak orang yang menonton pertandingan, maka atlet akan semakin bersemangat dan mendpatkan dukungan yang lebih besar. Rena menambahkan sebaiknya sosialisasi Asian Para Games 2018 dibuat lebih detail sehingga masyarakat bisa mengetahui profil atlet dan memiliki bayangan seperti apa pertandingannya.
Publik membutuhkan informasi tentang beberapa cabang olahraga untuk disabilitas yang belum familiar di masyarakat, seperti boccia, lawn bowl, goa ball, dan lainnya. "Dengan begitu, masyarakat diharapkan lebih siap menyaksikan pertandingan Asian Para Games,” kata Rena.
Artikel lainnya:
Mengenal Forum Fotografer Disabilitas di Asian Para Games 2018
Kemensos Sebar 8.200 Undangan Asian Para Games 2018 buat Difabel