TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan Asian Para Games di Indonesia tinggal 25 hari lagi. Para atlet dengan berbagai ragam disabilitas sudah melakukan persiapan final sebelum beraksi di lapangan. Beberapa cabang olahraga tidak lagi menyentuh latihan tehnik. Para pelatih memilih latihan peningkatan fokus dan mental.
Baca juga: Koordinator Volunteer Asian Para Games Diberi Pelatihan Khusus
“Setiap minggu di Lawn Bowl ada latihan yang disebut imageri, yaitu latihan relaksasi untuk meningkatkan fokus para atlet,” ujar Pelatih Lawn Bowl, Islahuzzaman Nuryadin, saat dihubungi Tempo, Rabu 12 September 2018.
Latihan Imageri yang dilakukan para atlet Lawn Bowl adalah latihan yang dilakukan dengan cara berbaring sambil mendengarkan musik. Latihan dilakukan di ruangan lebar bersirkulasi udara baik. Sekilas, latihan ini mirip dengan meditasi.
“Hanya perbedaannya adalah peserta Imageri melakukan gerakan sesuai instruksi yang diputar bersama musik berirama lembut,” ujar Islah.
Latihan Imageri ini menurut Islah sangat berguna untuk memfokuskan pikiran para atlet dari hal di luar pertandingan. Imageri dapat membantu otak memfokuskan pikiran pada satu hal penting.
Imageri juga membantu mengalihkan pikiran buruk yang dapat mempengaruhi fokus. “Di Lawn Bowl melempar bola harus fokus tanpa ada beban pikiran yang lain,” ujar Islah.
Selain Lawn Bowl, cabang olahraga Goal Ball juga melakukan latihan fokus sebelum para atletnya turun ke lapangan. Bila Lawn Bowls memilih Imageri, maka Goal Ball memilih latihan pernapasan melalui meditasi.
“Latihan pengolahan dua macam napas, yaitu napas halus dan napas kasar, kedua napas ini memiliki fungsi yang berbeda,” ujar Pelatih Goal Ball, Muhamad Nurus, saat dihubungi Tempo.
Pengolahan napas halus dalam Goal Ball berguna untuk meningkatkan kepekaan, fokus dan ketenangan para atlet. Sedangkan pengolahan nafas kasar berguna untuk kekuatan fisik.
Dalam melakukan meditasi ini, cabang olahraga Goal Ball juga berkolaborasi dengan organisasi Merpati Putih. Salah satu atlet Goal Ball, Arif Setiawan mengaku latihan pengolahan nafas ini sangat berguna bagi peningkatan fokus permainannya.
“Melempar bola jadi lebih tepat, apalagi Goal Ball kan untuk Tunanetra yang tidak melihat kemana arah bola dilempar, melainkan mendengar dari suara kerincing,” ujar Arif.
Kecepatan lemparan bola yang hanya sepersekian detik, membuat kerincing dalam bola tidak berbunyi. Lantaran bunyi kerincing tidak dapat terlalu diandalkan, maka atlet harus fokus pada arah dan gerak bola ketika dilempar lawan.
“Dengan ketenangan yang saya peroleh dari latihan pernapasan, saya merasa melempar atau menangkap bola jadi lebih tepat,” ujar Arif yang bakal tampil di Asian Para Games mendatang.