Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Schizophrenia dan Layanan Kesehatan yang Diperlukan

image-gnews
12_iptek_ilustrasiSkizofrenia
12_iptek_ilustrasiSkizofrenia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyandang Schizophrenia digolongkan sebagai disabilitas mental. Berdasarkan definisi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Schizophrenia adalah gangguan jiwa ditandai gangguan berpikir yang mempengaruhi bahasa, persepsi, dan kesadaran diri. Schizophrenia juga diikuti pengalaman psikotik, seperti mendengar bisikan dan berdelusi.

Baca juga: Triana, Sang Penggagas Griya Schizophrenia

Pengalaman ini dapat menghilangkan fungsi diri yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial, di antaranya hilangnya interaksi dengan lingkungan sekitar, perilaku menarik diri, dan kesulitan belajar. Gejala Schizophrenia yang dapat membentuk stigma negatif di masyarakat. Sebab itu, banyak aspek kehidupan penyandang Schizophrenia yang perlu diperhatikan, salah satunya akses memperoleh pelayanan kesehatan lengkap.

"Pembangunan kesehatan manusia perlu memasukkan kesehatan fisik dan jiwa sebagai satu kesatuan," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono dalam siaran pers South East Asia Nental Health Forum 2018, Kamis 31 Agustus 2018.

Ketua Pusat Kebijakan dan Manajemen Asuransi Kesehatan Universitas Gadjah Mada, Diah Ayu Puspandari mengatakan skizofrenia memerlukan model layanan non-stigma, mudah didapatkan, ramah terhadap pasien, dan tidak diskriminatif. "Model pelayanan kesehatan komprehensif diperlukan karena pengobatan schizophrenia memerlukan waktu yang panjang," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, Eka Viora menambahkan perlu ada forum antara para profesional kesehatan jiwa untuk merumuskan mekanisme pelayanan kesehatan agar tidak terjadi kesenjangan dalam melayani individu dengan Schizophrenia.

Menurut riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan tahun 2013, jumlah penyandang disabilitas mental seperti gangguan emosi, gangguan kecemasan dan depresi di Indonesia mencapai 6 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 14 juta jiwa. Sedangkan individu dengan schizophrenia sebanyak 400 ribu jiwa.

Baca juga:
Melawan Stigma Negatif Skizofrenia
Mengenali Gejala Skizofrenia pada Anak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

40 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

Polisi pastikan proses hukum kasus ibu bunuh anak di Bekasi tetap dilanjutkan, meski pelaku terindikasi mengidap penyakit jiwa skizofrenia.


Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

40 hari lalu

12_iptek_ilustrasiSkizofrenia
Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

Skizofrenia memiliki korelasi pada tindakan-tindakan tragis, seperti pembunuhan. Polisi sebut ibu pembunuh anak di Bekasi Utara pun terindikasi itu.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

41 hari lalu

(ki-ka) Pengurus Formas LKSA - PSAA, Jasra Putra bersama pengurus Panti Asuhan Dapur Yatim Baleendah, Devi Susiana dan Komisioner KPAI, Rita Pranawati menjelaskan foto-foto terkait penyergapan panti oleh Densus 88 Anti Teror saat konferensi pers di Kantor KPAI, Jakarta, 19 Januari 2016. TEMPO/Amston Probel
Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan


Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

42 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Muda Bunuh Anak di Bekasi Idap Penyakit Jiwa Skizofrenia

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, di rumahnya, perumahan Burgundy Summarecon Bekasi, Kota Bekasi.


5 Gangguan Jiwa yang Masuk Kategori Mental Health Termasuk PTSD dan Depresi

7 Desember 2023

12_iptek_ilustrasiSkizofrenia
5 Gangguan Jiwa yang Masuk Kategori Mental Health Termasuk PTSD dan Depresi

Mental health merujuk kondisi kesehatan mental seseorang yang mencakup berbagai aspek. Berikut 5 di antaranya seperti depresi, PTSD dan skizofrenia.


1 dari 10 orang Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Jiwa, Bagaimana Menghadapinya?

8 November 2023

Sebanyak 50 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) mengikuti upacara HUT RI ke-78 bersama warga sekitar di RT 04, RW 04, Mustika Jaya, Kota Bekasi, Kamis 17 Agustus 2023. Tempo/Adi Warsono
1 dari 10 orang Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Jiwa, Bagaimana Menghadapinya?

Menkes menyebut satu dari 10 orang Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Bagaimana cara memberi dukungan pada penderita gangguan jiwa?


Alami Skizofrenia Paranoid, Pelaku Pembunuhan di Lobi Central Park Mall akan Diserahkan ke Rumah Sakit Jiwa

25 Oktober 2023

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Alami Skizofrenia Paranoid, Pelaku Pembunuhan di Lobi Central Park Mall akan Diserahkan ke Rumah Sakit Jiwa

Pelaku pembunuhan di lobi Central Park Mall memantau dan membuntutui sasaran korban secara acak. Alami skizofrenia paranoid.


Mengidap Skizofrenia Paranoid, Pelaku Pembunuhan di Central Park Mall Sasar Korban Secara Acak

25 Oktober 2023

Polres Metro Jakarta Barat menggelar jumpa pers ihwal kasus pembunuhan yang terjadi di kawasan Central Park, Selasa, 24 Oktober 2023. AH, pria berusia 26 tahun, menggorok leher FD, wanita berusia 44 tahun. Setelah melalui pemeriksaan medis, polisi mengungkap bahwa AH mengidap skizofrenia paranoid. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Mengidap Skizofrenia Paranoid, Pelaku Pembunuhan di Central Park Mall Sasar Korban Secara Acak

Pelaku pembunuhan di Central Park Mall telah berulangkali ke pusat perbelanjaan tersebut. Saat kejadian ia memantau dan membuntuti korban.


Polisi Ungkap Perilaku Aneh Pelaku Pembunuhan di Central Park Mall, Tutup Lampu dengan Lakban hingga Buang Air Galon

24 Oktober 2023

Polres Metro Jakarta Barat menggelar jumpa pers ihwal kasus pembunuhan yang terjadi di kawasan Central Park, Selasa, 24 Oktober 2023. AH, pria berusia 26 tahun, menggorok leher FD, wanita berusia 44 tahun. Setelah melalui pemeriksaan medis, polisi mengungkap bahwa AH mengidap skizofrenia paranoid. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Polisi Ungkap Perilaku Aneh Pelaku Pembunuhan di Central Park Mall, Tutup Lampu dengan Lakban hingga Buang Air Galon

Pelaku pembunuhan yang gorok perempuan di Central Park Mall itu didiagnosis mengidap skizofrenia paranoid.


Pelaku Pembunuhan di Central Park Mall Idap Skizofrenia Paranoid, Proses Penyidikan akan Dihentikan?

24 Oktober 2023

Polres Metro Jakarta Barat menggelar jumpa pers ihwal kasus pembunuhan yang terjadi di kawasan Central Park, Selasa, 24 Oktober 2023. AH, pria berusia 26 tahun, menggorok leher FD, wanita berusia 44 tahun. Setelah melalui pemeriksaan medis, polisi mengungkap bahwa AH mengidap skizofrenia paranoid. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Pelaku Pembunuhan di Central Park Mall Idap Skizofrenia Paranoid, Proses Penyidikan akan Dihentikan?

Pelaku pembunuhan di Central Park Mall dinyatakan mengidap gangguan jiwa berat, skizofrenia paranoid oleh tim dokter RS Polri.