Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sulitnya Lepaskan Pikiran Kolot Keluarga Penyandang Disabilitas

image-gnews
Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. Shutterstock
Ilustrasi penyandang disabilitas atau difabel. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masih ada keluarga yang menganggap aib jika ada anggota keluarganya yang mengalami keterbatasan. Akibatnya, keluarga itu cenderung tertutup dan sulit membuka diri terhadap informasi. Jika dibiarkan, kondisi ini tak hanya berakibat buruk kepada penyandang disabilitas itu sendiri melainkan juga anggota keluarga lainnya.

Baca juga:
Penyandang Disabilitas Indonesia Pertama di Komite HAM PBB
Pentingnya Pelatihan Tanggap Disabilitas Bagi Pelayanan Pelanggan

Seorang pengurus Keluarga Difabel Bintang Mandiri, Fransisca Kristinawati mengatakan salah satu faktor utama yang membuat keluarga dengan anggota disabilitas menutup diri adalah pola pikir yang kolot. "Tidak sedikit keluarga yang sengaja menyembunyikan penyandang disabilitas karena masih beranggapan kondisi yang mereka alami itu aib," kata Fransisca di acara donor darah yang dilakukan penyandang disabilitas di pendopo kantor Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Selasa 28 Agustus 2018.

Metode yang bisa dilakukan agar keluarga membuka diri akan kondisi mereka adalah dengan terus melakukan pendekatan. Lambat laun dalam kurun dua tahun, menurut Fransiska, satu per satu keluarga membolehkan anggota keluarga mereka yang berkebutuhan khusus untuk bergabung dengan komunitas difabel, seperti Keluarga Difabel Bintang Mandiri ini.

Selain menyediakan ruang untuk berinteraksi bagi sesama penyandang disabilitas, Keluarga Difabel Bintang Mandiri juga menjadi 'sekolah' bagi difabel untuk berlatih hidup mandiri. "Kami bekerja sama dengan Dinas Sosial dan berbagai pihak untuk mengadakan pelatihan, kursus keterampilan, dan lain-lain," ucap dia. "Kami juga rutin mengundang terapis untuk penyandang tunawicara, celebral palsy, dan down syndrome setiap dua pekan sekali."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para pengurus dan anggota Keluarga Difabel Bintang Mandiri dan PPRBM Solo berfoto bersama seusai kegiatan donor darah di pendopo kantor Kecamatan Sawit, Kab.Boyolali. TEMPO | Dinda Leo Listy (Boyolali)

Hingga kini, Fransisca menambahkan, anggota yang terbilang aktif dalam komunitas Keluaga Difabel Bintang Mandiri sekitar 50 orang. Padahal hasil pendataan penyandang disabilitas mencapai angka 200-an orang di satu lingkup kecamatan, dan terdiri dari tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunadaksa, celebral palsy atau gangguan gerakan otot atau postur akibat cedera atau perkembangan abnormal pada otak, dan down syndrome atau kelainan genetik yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental.

Seorang pengurus Pusat Pengembangan dan Rehabiltasi Bersumberdaya Masyarakat atau PPRBM Solo, Agatha Febriany mengatakan masyarakat harus menghapus berbagai stigma negatif kepada para penyandang disabilitas. "Sebagai manusia, kami memiliki hak hidup yang sama dan juga wajib memberikan manfaat bagi sesama," kata penyandang disabilitas netra akibat glaukoma ini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

2 hari lalu

Ilustrasi isi kulkas. shutterstock.com
8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

Berikut deretan hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli kulkas.


Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

3 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai meninjau Instalasi Jaringan Distribusi Air PAM di Kelurahan Kebon Kosong di Jl. Kemayoran Gempol RW.04 Kel. Kebon Kosong, Selasa, 24 November 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi Ajak Penyandang Disabilitas Ngabuburit Naik MRT

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Purnomo mengajak penyandang disabilitas ngabuburit naik Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta


BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

6 hari lalu

Ilustrasi lowongan pekerjaan. ANTARA/R. Rekotomo
BUMN Buka Rekrutmen Mulai Besok, Ada Tes Wawasan Kebangsaan di Awal

Rrekrutmen Bersama BUMN (RBB) dimulai Sabtu, 23 Maret 2024. BUMN menyediakan 688 lapangan pekerjaan dengan 1.830 posisi.


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

8 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

11 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu bus dalam acara Mudik Bareng PLN di Jakarta Selatan, 8 Juni 2018. Menyambut Idul Fitri 1439 Hijriah, PLN menyediakan 100 bus gratis bagi 5.300 orang untuk mudik ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Tempo/Fakhri Hermansyah
Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

Program mudik gratis PLN digelar sejak Sabtu, 16 Maret 2024.


Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Masih Teka-Teki, Polisi Belum Mau Buka ke Publik

14 hari lalu

Tempat kejadian bunuh diri empat orang sekeluarga yang melompat dari atas apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu sore, 9 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Masih Teka-Teki, Polisi Belum Mau Buka ke Publik

Hingga kini motif satu keluarga melompat dari Apartemen Teluk Intan Penjaringan masih jadi teka teki. Polisi belum membuka ke publik.


Riwayat Hidup Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Diperiksa Secara Psikologi Forensik

14 hari lalu

Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Polisi Gidion Arif Setyawan di Polres Metro Jakarta Utara, Senin 17 Juli 2023. ANTARA/HO-Humas Polri
Riwayat Hidup Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Diperiksa Secara Psikologi Forensik

Polisi belum mau mengungkap kasus satu keluarga melompat dari Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara.


Pentingnya Perempuan Punya Support System yang Baik di Keluarga

15 hari lalu

Diskusi bertema Establishing Contemporary Women's Beauty & Health Balance pada 8 Maret 2024 di SOGO, Plaza Senayan,Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
Pentingnya Perempuan Punya Support System yang Baik di Keluarga

Perempuan bisa berkarya dan berdaya. Walau begitu, beberapa di antaranya membutuhkan support system saat menghadapi beragam tantangan.


Satu Keluarga Melompat dari Rooftop Apartemen, Ekonomi Keluarga Memburuk Pasca Covid-19

17 hari lalu

Tempat kejadian bunuh diri empat orang sekeluarga yang melompat dari atas apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu sore, 9 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Satu Keluarga Melompat dari Rooftop Apartemen, Ekonomi Keluarga Memburuk Pasca Covid-19

Keluarga tersebut memutuskan pindah ke Solo karena unit apartemen mereka disita usai pandemi Covid-19.


Alami Drama Menyakitkan seperti Keluarga Miley Cyrus, Berikut Saran Terapis

18 hari lalu

Miley Cyrus bernyanyi bersama adiknya, Noah dan ibunya Tish di atas panggung konser Wango Tango di Carson, California, AS, 13 Mei 2017. Miley dan adiknya menyanyikan lagu untuk ibunya yang tengah merayakan hari ulang tahun saat keduanya tampil di konser Wango Tango. REUTERS/Mario Anzuoni
Alami Drama Menyakitkan seperti Keluarga Miley Cyrus, Berikut Saran Terapis

Drama keluarga seperti keluarga Miley Cyrus bisa terjadi pada siapa saja dan dan dampaknya pada kesehatan mental bisa lama. Simak saran terapis.