TEMPO.CO, Jakarta - Penyandang disabilitas kerap mendapat stigma sebagai individu yang tidak produktif. Anggapan keliru tersebut ditepis oleh Donda Lucia Hutagalung, perempuan pendiri dan pemilik PT Anugraha Wening atau Anweca yang bergerak di bidang garmen dan perdagangan berbagai perlengkapan keamanan dan keselamatan karyawan.
Baca juga:
Cara Keluarga Menghadapi Penyandang Disabilitas Baru
Soeharto, Atlet Disabilitas Berprestasi Kini Jadi Tukang Pijit
Donda Lucia Hutagalung sejak lama mempekerjakan penyandang disabilitas di pabriknya yang berlokasi di Jakarta dan Jawa Tengah, PT Adita Dhanya Anindita atau ADA. Dua perusahaan ini mempekerjakan 24 penyandang disabilitas tunarungu yang telah mendapat pendidikan keterampilan menjahit.
"Saya tekankan, bukan saya yang membantu, tapi saya yang banyak dibantu oleh karyawan disabilitas," kata Donda Lucia Hutagalung di pabriknya di kawasan Meruya Selatan, Jakarta Barat. Menurut dia, karyawan dengan disabilitas sangat membantu di bagian produksi. Mereka mendapat tugas membuat pola, memotong, menjahit, sampai menghasilkan produk seperti rompi keamanan, pakaian tahan api, jas hujan dan lainnya.
Para penyandang disabilitas yang bekerja di sana, Donda melanjutkan, memiliki ketekunan dan menjaga kerapian hasil kerja. Dalam perekrutan para difabel, perusahaannya bekerja sama dengan sebuah yayasan yang memberikan pendidikan dan ketrampilan untuk penyandang tunarungu di beberapa kota di Indonesia.
Pemerhati tunarungu, Kusuma Prabandari mengatakan kepedulian dua perusahaan ini dalam mempekerjakan penyandang disabilitas tak lepas dari kepedulian pelanggan perusahaan tersebut yang merupakan institusi yang peduli pada para difabel. "Para pelanggan ingin memberikan kontribusi positif bagi para disabilitas agar dapat mandiri secara ekonomi," ucap Kusuma.
Produk Anweca selama banyak digunakan oleh perusahaan pertambangan, perkebunan, dan manufaktur. Untuk produk rompi keamanan dengan standar internasional misalnya, pelanggannya adalah perusahaan tambang di wilayah Indonesia Timur. Adapun baju anti api dipesan oleh perusahaan minyak di wilayah Indonesia Barat, sampai produk antipeluru dengan rekanan Kepolisian RI.
Donda Hutagalung berharap ke depannya semakin banyak penyandang disabilitas yang dapat bekerja di perusahaan ini, dan tak terbatas pada di bagian produksi atau berbekal keterampilan menjahit saja. "Bukan tak mungkin suatu saat ada perusahaan yang mewujudkan sebuah difabel garmen," ucap Donda.