TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi memberikan hadiah kepada seorang mantan atlet tunanetra yang pernah mengharumkan nama Indonesia di kejuaraan dunia, Soeharto. Imam Nahrawi memberikan Soeharto sebuah jaket Asian Games yang biasa dia pakai sehari-hari.
Baca juga:
Fasilitas Bus Atlet Disabilitas untuk Asian Para Games 2018
Asian Para Games 2018, Kendaraan Roda Tiga buat Atlet Disabilitas
"Pak Soeharto saya beri jaket Asian Games, tapi punya saya dan mungkin bau keringat karena saya pakai aktivitas. Tidak apa-apa pak?" tanya Imam Nahrawi kepada Soeharto di rumahnya di kawasan Putat Jaya Surabaya, Jawa Timur, Selasa 24 Juli 2018. Soeharto menjawab pertanyaan itu dengan menganggukkan kepala seraya berucap syukur. Jaket Asian Games itu pun berpindah dari Imam Nahrawi kepada Soeharto.
Soeharto, 68 tahun, pernah mempersembahkan satu emas dan perunggu untuk cabang atletik di ajang Far East and South Games for Disabled atau Fespic Games di Australia pada 1976. Kini dia bekerja sebagai tukang pijit tunanetra dan belum mendapatkan tunjangan hari tua. Soeharto hidup kekurangan. Selama empat bulan terakhir dia harus merawat istrinya yang terkena tumor otak dan luka di punggung.
Pada kesempatan itu, Menteri Imam juga menyuapi Soeharto dengan buah semangka dan pisang. Selain jaket Asian Games, Soeharto mendapat uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar biaya perawatan istrinya yang kini menjalani pengobatan di RSUD dr Soewandhie, Surabaya.
"Jangan dilihat hadiahnya, tapi ini bentuk penghormatan dan kebanggaan atas apa yang dicapai oleh Pak Harto semasa muda dulu. Kami bangga dan berterima kasih Pak Harto mengharumkan nama Indonesia di mata dunia," ucap Menteri Imam. "Orang seperti beliau pantas mendapat penghargaan dari pemerintah dan berbagai pihak."
Soeharto mengucapkan terima kasih kepada Menteri Imam Nahrawi dan Pemerintah Kota Surabaya yang telah datang ke rumahnya dan memberikan hadiah, serta membantu pengobatan istrinya. Soeharto adalah mantan atlet cabang olahraga atletik berbagai jenis, seperti lari, lompat hingga lempar, baik lempar lembing maupun tolak peluru.
Soeharto meraih emas di cabang lari 100 meter di Far East and South Games for Disabled Games yang merupakan ajang olahraga pendahulu dari Asia Para Games. Setahun berikutnya, di perhelatan yang sama di Paramanta dan Holroyd, Australia, Soeharto meraih medali emas cabang olahraga lempar lembing dan perunggu di penthatlon yang memperlombakan lima cabang olahraga, yaitu lari, renang, lempar lembing, lompat jauh, dan tolak peluru.
Pada 1981, Soeharto mewakili Indonesia dalam olahraga booth di kota Leicester, Inggris, dan meraih memperoleh juara harapan sekaligus mendapat kesempatan bertemu Ratu Elizaberth. Soeharto juga menerima penghargaan dari Presiden Soeharto di Istana Negara sebagai atlet disabilitas yang mengharumkan nama bangsa.