Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Mendeteksi Gangguan Pendengaran pada Bayi Baru Dilahirkan

Editor

Susandijani

image-gnews
ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan pendengaran dapat terdeteksi sejak dini, bahkan pada bayi yang baru dilahirkan. Contohnya dengan metode uji saring, yaitu Otoacoustic Emission (OAE) atau sebuah cara yang dilakukan dengan memasukkan alat ke dalam telinga bayi.

“Alat yang dimasukkan berupa alat sederhana, kemudian ada suara masuk dan ada mikrofon di dalam sana yang dapat merespons bagaimana kinerja rumah siput,” ujar Ahli audio–vestibular, yang juga spesialis telinga, hidung, tenggorokan, dokter Siti Faisa, dari RS Premiere Bintaro, saat diwawancarai di Kasoem Cochlear Training and Experience Center (CTEC), Jalan Lebak Bulus Raya Nomor 1, Jakarta Selatan, Kamis, 12 Juli 2018.

Menurut Faisa, uji pendengaran dilakukan pada rumah siput karena bayi yang baru dilahirkan belum dapat merespons dengan baik rangsang bunyi yang diberikan di telinganya. “Karena itu, screening dengan menilai respons tidak reliable (tidak valid),” ujarnya.

Baca juga: 4 Syarat Ini Harus Dimiliki Hakim yang Menangani Kasus Difabel

Faisa melanjutkan, uji pendengaran dilakukan pada rumah siput, yaitu organ terdalam dan terpenting pada telinga manusia. Selain itu, menilai kinerja rumah siput tidak memerlukan respons kognitif pada bayi. Respons ini tidak dinilai karena bayi yang baru dilahirkan belum memiliki respons kognitif yang matang.

Rumah siput terdiri atas 20 ribu saraf halus, berukuran 33 milimeter, serta bersifat sangat sensitif. Karena bersifat sangat sensitif, tes OAE harus dilakukan pada bayi dalam keadaan tenang. “Bayi harus dalam keadaan tidur dan tidak boleh ada suara AC,” kata Faisa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski begitu, penegakan diagnosis tidak bisa serta-merta hanya berdasarkan pemeriksaan rumah siput. Faktor risiko seperti bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir tidak menangis, dan terinfeksi penyakit tertentu saat dalam kandungan juga menjadi materi diagnosis bagi dokter. “Karena itu, ada pemeriksaan ulang setelah OAE yang pertama,” ujar Faisa.

OAE sebaiknya dilakukan ketika bayi masih berada di dalam perawatan rumah sakit. Pemeriksaan dilakukan setelah bayi dalam keadaan bersih. Sebab, setelah dilahirkan, banyak kotoran bawaan dalam telinga bayi, yang dapat mengganggu validasi uji pendengaran.

Baca juga:
Di Yogyakarta, Pendamping Difabel Diizinkan Tak Bersertifikat
Tips Hari Pertama Anak Berkebutuhan Khusus Masuk Sekolah

Setelah tiga bulan, bayi disarankan kembali melakukan uji OAE, tapi kali ini dibarengi dengan penilaian respons. Bila di tahap usia berikutnya perkembangan kognitif bayi kurang sempurna, orang tua disarankan mengambil uji Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA). “Biasanya bila ada tanda-tanda seperti telat bicara, dokter akan mengajukan tes BERA,” ucap Faisa.

BERA adalah uji pendengaran yang bersifat obyektif untuk menilai respons elektrofisiologis pada saraf pendengaran sampai ke batang otak. Manfaat BERA salah satunya menguji ambang pendengaran seseorang yang dinyatakan dalam satuan desibel. BERA juga dapat menilai derajat gangguan pendengaran, tidak hanya pada bayi, tapi juga orang dewasa.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

1 hari lalu

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

3 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

13 hari lalu

Ilustrasi wanita mendengarkan musik di kafe. shutterstock.com
Dokter THT Ingatkan Gangguan Pendengaran Akibat Pakai Headphone

Dokter THT menjelaskan kebiasaan mendengarkan musik dengan suara keras menggunakan earphone dapat memicu gangguan pendengaran.


Ragam Radang Telinga yang Paling Sering Dialami Anak

20 hari lalu

Ilustrasi periksa telinga. Shutterstock
Ragam Radang Telinga yang Paling Sering Dialami Anak

Radang telinga yang paling sering dialami anak adalah otitis media akut, di mana infeksi rongga hidung menyerang secara cepat.


8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

21 hari lalu

Ilustrasi mudik. TEMPO/Subekti
8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

Ada berbagai trik dan cara supaya bayi tidak rewel saat dibawa mudik lebaran atau perjalanan jauh


Warga Depok Nyaris Bentrok karena Bangunkan Sahur Dinilai Terlalu Mengganggu

23 hari lalu

Ilustrasi membangunkan sahur. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Warga Depok Nyaris Bentrok karena Bangunkan Sahur Dinilai Terlalu Mengganggu

Viral video keributan sekelompok pemuda dengan warga yang menegur cara membangunkan sahur yang dinilai terlalu mengganggu


Tega, Ibu Ini Tinggalkan Bayinya hingga Tewas di Rumah Demi Liburan 10 Hari

24 hari lalu

Ilustrasi ibu sedih saat mengasuh bayinya. Foto: Unsplash/Hollie Santos
Tega, Ibu Ini Tinggalkan Bayinya hingga Tewas di Rumah Demi Liburan 10 Hari

Seorang ibu tega meninggalkan bayinya sendirian di rumah hingga akhirnya tewas karena kelaparan demi liburan sendirian.


4 Sinyal Ancaman Kehilangan Pendengaran

25 hari lalu

Ilustrasi periksa telinga. Shutterstock
4 Sinyal Ancaman Kehilangan Pendengaran

Kehilangan pendengaran bukan hanya masalah pada lansia. Anak muda pun bisa mengalaminya. Berikut empat tanda perlunya periksakan telinga.


Sebab Alat Bantu Dengar Tidak Bisa Dipakai Pasien Seumur Hidup

27 hari lalu

Alat bantu dengar. ANTARA/Lucky R.
Sebab Alat Bantu Dengar Tidak Bisa Dipakai Pasien Seumur Hidup

Dokter THT menjelaskan alat bantu dengar yang digunakan pasien dengan gangguan pendengaran tidak bisa dipakai seumur hidup. Ini alasannya.


Tips Aman Gunakan Perangkat Audio agar Tak Sebabkan Gangguan Pendengaran

29 hari lalu

Ilustrasi perempuan mendengarkan musik. Pixabay.com/sweetlouise
Tips Aman Gunakan Perangkat Audio agar Tak Sebabkan Gangguan Pendengaran

Berikut tips pemakaian perangkat audio yang aman dan nyaman dari dokter agar tidak menyebabkan gangguan pendengaran.