TEMPO.CO, Jakarta - Penyelenggara Asian Para Games 2018 menyediakan 150 armada khusus ramah disabilitas untuk memudahkan aktivitas para atlet. Deputi II Game and Administration, Indonesian Asian Para Games Organizing Committee atau INAPGOC, Gufron Sakarin mengatakan armada bus itu akan digunakan oleh 3.000 atlet dengan disabilitas yang akan berlaga di Asian Para Games di Palembang pada Oktober 2018.
Baca juga:
September, Pelatnas Asian Para Games 2018 Pindah ke Jakarta
Tembakan Jitu Donald Santoso, Atlet Basket Asian Para Games 2018
Fasilitas yang ada pada 150 armada bus itu meliputi slot khusus bagi pengguna kursi roda sekaligus kunci pengamannya, 11 kursi duduk, relling, dan sabuk pengaman. "Setiap bus memiliki kapasitas empat sampai delapan slot kursi roda," ujar Gufron. Kunci pengaman bagi kursi roda berbentuk penjepit besi permanen. Kunci ini berfungsi menjaga kursi roda tidak bergerak.
Bus khusus ini juga dilengkapi pijakan atau anak tangga yang dapat dinaikkan dan diturunkan. Sebab, lantai bus memiliki jarak yang cukup tinggi dari tanah. Meski begitu, masih ada beberapa kekurangan bus yang dapat menghalangi akses dan mobilitas atlet penyandang disabilitas tertentu. Misalnya, kunci pengaman kursi roda yang cukup tinggi dan dibuat menempel ke lantai bus, dapat membahayakan, sebab berpotensi membuat tersandung.
Artikel lainnya: Asian Para Games 2018, DKI Bahas Buka-Tutup Tol Dalam Kota
Baca Juga:
Selain kunci pengaman yang dapat menghalangi langkah, di dalam bus juga belum ada layar informasi bagi atlet Tuli. Tentu bus ini seharusnya menyediakan informasi tertulis dan bersuara mengenai destinasi dan nama tempat. Bus khusus atlet ini disediakan panitia INAPGOC bekerjasama dengan beberapa institusi, salah satunya adalah Kementerian Sosial. "Semua bus kemungkinan didatangkan dari Jakarta," ujar Gufron.
Tak cuma fasilitas bus, ada pula akses yang disediakan panitia INAPGOC dari dalam gedung olahraga menuju bus pengangkut. Di antaranya trotoar dengan guiding block, ram atau lintasan lurus berbentuk landasan miring untuk kursi roda, juga undakan di dalam gedung olahraga tanpa anak tangga. "Kami masih terus mengembangkan ketersediaan akses untuk para atlet disabilitas ini," ujar Gufron.